“Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak (Israel) dan melemparkannya kepada anjing (Kristen)." (Matius 15: 26)
Antara Paus Dan Martin Luther
“I feel much freer now that I am certain the pope is the Antichrist". [Martin Luther]
“Saya
merasa jauh lebih lega sekarang bahwa saya semakin yakin bahwa Paus adalah
Antikristus”. [Martin Luther]
“Memang mereka (Anti-Kristus) berasal dari antara kita (Kristen), tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita.” (1 Yohanes 2:19)
Pada
mulanya adalah Petrus yang dikasih wewenang untuk memegang kunci surga oleh
Yesus Kristus :
Mat 16:18-19 “Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.”
Merasa
memegang amanah suci, Petrus meneruskan ‘hak waris’ pemegang kunci surga ini
kepada penerusnya, maka muncul-lah dinasti Paus di Katolik Roma yang mewarisi
hak pemegang kunci surga. Masalahnya : ternyata Paus-Paus tersebut adalah
manusia biasa yang tidak terlepas dari dosa, dan ironisnya sebagai pemegang
kunci surga juga punya hak untuk menghapus dosa, seperti tercantum dalam kitab
suci :
Yoh. 20:23 Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.”
Bayangkan,
para Paus ini bisa menentukan seseorang masuk surga atau tidak, dia bilang anda
selamat maka anda akan selamat, dia bilang anda tetap berdosa maka anda akan
tetap berdosa, tidak ada jalan lain untuk menghapus dosa anda. Namun Paus tentu
tidak sendirian, karena gereja adalah suatu lembaga yang di isi oleh banyak
perangkat dan orang, tidak mungkin Paus bisa menjalankan ‘roda administrasi’ memegang
kunci surga sendirian, maka Paus dibantu oleh para Uskup, Kardinal, Pastor yang
dilimpahkan ‘cipratan’ wewenang untuk menghapus dosa. Celakanya semua perangkat
gereja tersebut manusia biasa juga yang tidak luput dari dosa.
Lalu Paus
yang berdosa bilang sama Uskup :”Sekarang saya yang pegang kunci surga dan
dikasih kuasa untuk menghapus dosa, mau nggak dosa anda saya hapus..??”, tentu
saja si Uskup mau, lalu Paus bilang :”Tapi nanti kunci surganya saya
delegasikan ke kamu yaa..?? supaya kamu juga menghapus dosa saya…”, nah…win-win
solution namanya, dua-duanya happy.. Lalu Paus kongkalingkong sama Uskup :”
Kita bikin proyek penghapusan dosa yuk…, umat khan banyak yang butuh,
lhaa..namanya mereka manusia biasa pasti banyak dosa dan ingin supaya dosanya dihapus
juga..”, ada demand ada bisnis, maka gereja katolik mengarang-ngarang ritual
untuk menghapus dosa, karena namanya proyek tentu harus ada dukungan dana, si
jemaat yang memang butuh supaya dosanya dihapus nggak bakalan mikir untuk
mengeluarkan biaya berapapun agar dosanya terhapus dan melenggang masuk surga.
Semua happy, Paus dan Uskup kenyang, gereja bisa berjalan, si jemaat juga puas.
Lalu datang
Matin Luther, sebagai orang yang cerdas dia melihat ini sudah menyimpang dari
kebenaran, surga sudah dikangkangi oleh gereja dan oknum-oknumnya, ternyata
wewenang pemegang kunci surga yang diberikan Yesus Kristus mengakibatkan, bukan
malah menghasilkan kebaikan dan keselamatan bagi semua orang, sebaliknya justru
dijadikan alat untuk membuat dosa-dosa baru, yang kemudian bisa dihapus oleh
gereja. Setali tiga uang dengan kelakuan gereja sendiri, merasa sebagai
pemegang kunci surga, perbuatan dosa makin menjadi-jadi, toh..bisa saling
menghapus dosa. Maka Martin Luther mengeluarkan ajaran : semua orang berhak untuk
menghapus dosanya sendiri, tidak ada itu wewenang gereja untuk menentukan kita
berdosa atau tidak, yang menentukan adalah Tuhan sendiri, keselamatan adalah
semata-mata merupakan anugerah Tuhan, dan itu didapat karena adanya iman dalam
dada. Kelakuan gereja Katolik sami mawon dengan kelakuan Yahudi dalam
menentukan keselamatan mereka, Luther juga punya dasar alkitabiyah :
Gal. 3:12 Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya.Rm. 3:28 Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.Ef. 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
Tidak masuk
akal para manusia berdosa seperti Paus dan Uskup bisa memegang kunci surga. Apa
bedanya gereja Katolik dengan Yahudi kalau begitu..?? apa bedanya para Paus dan
Uskup dengan Imam Yahudi, dua-duanya sama-sama memonopoli keselamatan melalui
ritual yang harus dijalankan. Lalu bagaimana caranya..?? Sayang sekali Martin
Luther waktu itu tidak melirik kepada ajaran Islam yang mengajarkan
keseimbangan antara iman dan amal baik sebagai syarat masuk surga, bahwa
keselamatan diperoleh karena adanya ‘interaksi’ antara anugerah Tuhan dan usaha
manusia.
Luther bereaksi
terhadap kebobrokan gereja Katolik, bergerak dari satu titik ekstrim ke titik
ekstrim lain. Hasil pikiran ini menghasilkan ajang bisnis baru di dunia
Kekristenan : Proyek Iman. Kalau memang surga didapat hanya karena iman, lalu
bagaimana menentukan bahwa kita saat ini benar-benar sudah beriman..?? ketika
seseorang telah menyatakan dirinya sudah beriman maka dikatakan orang tersebut
sudah ‘terlahir baru’, berubah dari manusia berdosa menjadi orang yang selalu
dibawah naungan Tuhan. Cuma masalahnya : sebagai manusia tetap saja edan-eling,
kadang sadar, dilain waktu ngawur lagi, emang sih…kuantitas dan kualitas
perbuatan dosa sudah jauh berkurang dibandingkan ‘masa jahiliyah’ dulu, tapi
hati tetap bertanya : saya ini sudah selamat apa belum yaa..?? Pengikut Martin
Luther butuh kepastian, maka : ada demand tentu ada bisnis. Muncul-lah
orang-orang yang mengaku sudah terlahir baru dan menyatakan bisa mengukuhkan
dan memastikan seseorang sudah beriman atau belum. Karena ini menyangkut objek
yang abstrak dan tidak bisa diuji secara eksak, maka sulit untuk menentukan
‘standard keselamatan’. Orang-orang ini bikin gereja sendiri, sewa ruko atau
rukan, yang punya modal cukup, bisa bikin bangunan megah dan menyewa stasiun
televisi untuk menyebarkan kemampuannya mengukuhkan iman. Ini semua memerlukan
dana yang tidak sedikit untuk sewa atau beli bangunan, bayar sound system dan
sewa jam tayang ditelevisi, termasuk tentunya buat gaji si pengelola untuk
nafkah hidup dia dan keluarganya. Maka teknik-teknik berkhotbah dipelajari dan
didalami supaya bisa meraup banyak pengikut, kalau perlu sedikit demonstrasi
mukjizat, boleh pakai sulap atau trik-trik lainnya semisal orang lumpuh
tiba-tiba bisa jalan. Tentu saja hal ini ditangkap oleh pengikut Kristen yang
memang membutuhkan kepastian keselamatannya. Uang bukan masalah untuk membeli
keselamatan, terjadi lagi win-win solution, si pendeta happy, jemaat juga
senang. Nasib umat Kristen Ibarat : “Keluar dari mulut harimau, masuk mulut
buaya”.
“Hai manusia yang bebal (Kristen), maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan (mengamalkan Taurat) adalah iman yang kosong?” (Yakobus 2:20)
وَمَا أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ بِالَّتِي تُقَرِّبُكُمْ عِنْدَنَا زُلْفَىٰ إِلَّا مَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُولَٰئِكَ لَهُمْ جَزَاءُ الضِّعْفِ بِمَا عَمِلُوا“Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal (mengamalkan Qur’an), mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan”. [QS. Saba’ 37]
Umat Islam
sebenarnya prihatin melihat nasib yang dialami saudara-saudara mereka ini,
terlihat adanya kebingungan dan kesesatan, bahkan sekalipun dilihat dari sisi
akal sehat, namun saudara-saudara Kristen mereka ini banyak yang tidak
menyadarinya, atau ada juga sebagian sebenarnya punya kesadaran telah tersesat,
namun gengsi untuk mengakui, lalu bersikap ‘pura-pura tidak tersesat’. Ini juga
sikap yang menimbulkan keprihatinan karena yang dipertaruhkan adalah nasibnya
kelak di akherat, dan yang akan mengalaminya tentu si Kristen itu sendiri.
"No, one should toss out these lazy rogues (the Chuchs) by the seat of their pants” [Martin Luther King, Jr, on questioning of certain church practices led to the Protestant Reformation"]
"Tidak,
kita harus memcampakkan para bajingan pemalas ini (Gereja) dengan kursi dari celana-celana
dalam mereka." [Martin Luther King, Jr, on questioning of certain churchpractices led to the Protestant Reformation"]
"What shall we do with...the Jews?...set fire to their synagogues or schools and bury and cover with dirt whatever will not burn, so that no man will ever again see a stone or cinder of them" [Martin Luther, The Jews and Their Lies (1543)]
"Apa
yang harus kita lakukan dengan ... orang-orang Yahudi ?... bakar sinagog-sinagog
atau sekolah dan kubur dan timbun dengan kotoran apa saja jika tidak dibakar?,
Sehingga tidak ada seorangpun yang akan pernah lagi melihat batu batanya."
." [Martin Luther, The Jews and Their Lies (1543)]
“Christ committed adultery first of all with the women at the well about whom St. John tell’s us. Was not everybody about Him saying: ‘Whatever has He been doing with her?’ Secondly, with Mary Magdalen, and thirdly with the women taken in adultery whom He dismissed so lightly. Thus even, Christ who was so righteous, must have been guilty of fornication before He died" – Martin Luther, Table Talks, volume 54, page 154
“Kristus telah melakukan perzinahan pertama dengan seorang perempuan
seperti yang telah Rasul Yohanes informasikan kepada kita. Tidakkah semua orang
yang membicarakan-Nya mengatakan; “Tidak ada yang tahu apa yang Dia lakukan
bersamanya?” (Yohanes 4:27). Kedua, dengan Maria Magdalena, dan ketiga dengan
perempuan pezina yang Dia lepaskan dengan begitu mudah (Yohanes 8:2-11).
Walaupun, Kristus adalah orang yang sangat benar, pasti juga melakukan kesalahan
dengan perzinahan sebelum Dia mati”. – Martin Luther, Table Talks, volume 54,page 154
Semoga pemaparan singkat ini menjadi menjadi
bahan renungan bagi saudaraku ORANG KRISTEN sehingga menjadi sebab turunnya
Hidayah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Wallahua’lam :)
Blogger Comment